Pages

Monday, December 17, 2018

Rekapitulasi Kompetisi Kopi Indonesia 2018

Rangkaian kompetisi kopi profesional tingkat nasional dan internasional telah berhasil dilaksanakan sepanjang tahun 2018. Terdapat sekitar lima kompetisi kopi yang menjadi sorotan para penikmat kopi, yaitu kompetisi barista, latte art, cup tasters, brewers, dan kejuaraan AeroPress. Di tingkat nasional, perhelatan empat kategori pertama terangkum dalam Indonesia Coffee Events 2018 (ICE 2018), sementara kejuaraan AeroPress bertarung dalam Indonesia AeroPress Championship 2018.


Indonesia Coffee Events 2018
ICE 2018 terbagi ke dalam dua regional seleksi, yaitu Eastern Championship dan Western Championship yang memperebutkan juara-juara Indonesia Barista Championship (IBC), Indonesia Latte Art Championship (ILAC), Indonesia Cup Tasters Championship (ICTC), dan Indonesia Brewers Championship (IBrC). Tahap Eastern Championship diadakan pada 19-21 Januari 2018 di Atrium Pakuwon Mall, Surabaya, Jawa Timur. Berikut daftar pemenang ICE 2018 regional timur:

IBC
1. Arief Rachman (Common Grounds, Surabaya)
2. Prawira Adhiguna (Hungry Bird, Bali)
3. Yande Jaya Wirawan (Expat Roasters, Bali)

ILAC
1. Effendi Prakarsa (Common Grounds, Surabaya)
2. Restu Sadam Hasan (Hungry Bird, Bali)
3. Ni Putu Ayu Yanti Widiastuti (Expat Roasters, Bali)

ICTC
1. Tanri Fathky Dasril (independen)
2. Anugrah Aji Pratama (independen)
3. Arif Widodo (Monopole Coffee Lab)

IBrC
1. Hiro Panji Lesmana (Common Grounds, Surabaya)
2. Putu Widia Prayatna (Expat Roasters, Bali)
3. Michail Seno Ardabuanna (Hungry Bird, Bali)

ICE 2018 Western Championship diadakan pada 8-11 Februari 2018 di Kuningan City Mall, Jakarta. Berikut daftar pemenang ICE 2018 regional barat:

IBC
1. Muhammad Aga (Shoot Me in the Head, Jakarta)
2. Fauzan Ambadar (Goni Coffee / Pikul Coffee, Jakarta)
3. Mikael Jasin (PT Republik Kopi Nusantara)

ILAC
1. Robby Firlian (St. ALI, Jakarta)
2. Junaidi (Papa & Mama Bakery, Bistro, and Coffee)
3. Ovie Kurniawan (PT Republik Kopi Bandung)

ICTC
1. Amal Fathulla Raihan (Kopi Pulang)
2. Dimas Juliannur Fajar (independen)
3. Kristian Aditya Batafor (PT Kopiku Indonesia)

IBrC
1. Ryan Wibawa (Starbucks Indonesia)
2. Harison Chandra (Ottoman’s Coffee Brewers)
3. Muhammad Fakhri (independen)

Setelah mendapatkan perwakilan dari kedua regional wilayah, kompetisi barista dipertandingkan terlebih dahulu mengingat jadwal pertandingan dunia yang semakin mendekat. Untuk final kompetisi barista diadakan pada 1-3 Maret 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali. Berikut daftar pemenang nasional IBC 2018:  

1. Muhammad Aga (Shoot Me in the Head)
2. Mikael Jasin (PT Republik Kopi Nusantara)
3. Yessylia Violin (PT Kopi Nusantara)





Muhammad Aga mewakili Indonesia di tingkat dunia dalam World Barista Championship (WBC) 2018 yang diadakan pada 20-23 Juni 2018 di Amsterdam, Belanda. Barista dari Shoot Me in the Head ini bertarung dengan 57 peserta dari seluruh dunia. Sayangnya, langkah Aga harus terhenti dengan skor 411,0 dan menempatkan di posisi 18 dari seluruh peserta. Tahun sebelumnya Yoshua Tanu sempat melaju ke semifinal dan mengantarkannya ke posisi 12 dari para semifinalis.

Sisa tiga kategori yang masih harus mendapat perwakilan di tingkat dunia. Perebutan juara ILAC, ICTC, dan IBrC diadakan pada 18-20 Juli 2018 di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta. Berikut juara dari tiap kategori tersebut.

ILAC
1. Robby Firlian (St. ALI)
2. Junaidi (Papa & Mama Bakery, Bistro, and Coffee)
3. Restu Sadam Hasan (Hungry Bird, Bali)

ICTC
1. Yessylia Violin A (PT Kopi Nusantara)
2. Kristian Aditya Batafor (PT Kopiku)
3. Tanri Fathky Dasril (independen)

IBrC
1. Hiro Panji Lesmana (Common Grounds, Surabaya)
2. Ryan Wibawa (Starbucks Indonesia)
3. Harison Chandra  (Ottoman’s Coffee Brewers)

Ketiga juara dari tiap kategori berhak mewakili Indonesia dalam The 2018 Brazil World Coffee Championship yang diadakan pada 7-12 November 2018 di Belo Horizonte, Brazil. Terbagi menjadi dua periode waktu, untuk World Latte Art Championship (WLAC) dan World Brewers Championship (WBrC) diadakan pada 7-9 November 2018; selanjutnya, World Cup Tasters Championship (WCTC) diadakan pada 9-12 November 2018.


Robby Firlian (St. ALI), juara ILAC 2018

Di first round WLAC, Robby Firlian menempati posisi 7 yang membawanya melaju ke semi-final round. Sayangnya, di babak berikut tersebut, perjuangan Robby harus terhenti di posisi 9. Melaju ke babak semifinal bisa dibilang menjadi progres bagi Indonesia yang tahun sebelumnya diwakili oleh Ovie Kurniawan yang menempati peringkat 18 di first round.


Hiro Panji Lesmana (Common Grounds, Surabaya), juara IBrC 2018

Hiro Panji Lesmana menempati peringkat 14 dari 41 peserta untuk WBrC 2018 ini. Peringkat ini bisa dibilang menurun untuk Indonesia karena sebelumnya di tahun 2017, Harison Chandra berhasil membawa Indonesia ke peringkat 7 dunia pada first round.


Yessylia Violin (PT Kopi Nusantara), juara ICTC 2018
Yessylia Violin dalam preliminary round WCTC 2018 menempati posisi 5 yang kemudian membawanya ke quarter-final round. Dalam babak berikutnya ini langkahnya terhenti pada posisi 14. Di tahun 2017, Dimas Fajar menempati posisi 10 dalam preliminary round dan berakhir di posisi 13 pada quarter-final round.    

Berikut daftar juara dunia World Coffee Events 2018 yang terdiri dari WBC, WLAC, WCTC, dan WBRC:

WBC 2018
1. Agnieszka Rojewska (Polandia)
2. Lex Wenneker (Belanda)
3. Mathieu Theis (Swiss)

WLAC 2018
1. Irvine Quek Siew Lhek (Malaysia)
2. Michalis Karagiannis (Yunani)
3. Liang Fan (Republik Rakyat Tiongkok)

WCTC 2018
1. Yama Kim (Australia)
2. Niels te Vaanhold (Belanda) 
3. Walter Acevedo (Kolombia)

WBrC
1. Emi Fukahori (Swiss)
2. Regine Wai Yee Beng (Malaysia)
3. Stathis Koremtas (Yunani)

Indonesia AeroPress Championship 2018 (IAC 2018) juga terbagi menjadi dua regional penyisihan, yaitu regional timur dan regional barat. Indonesia AeroPress Championship East Regional 2018 yang diadakan pada 28-29 Juli 2018 di Surabaya Town Square. Berikut daftar pemenang IAC East Regional 2018:

1. Muhammad Abrori Jakfar  
2. Dita Wahyu Saputra
3. Tito Muharram

Indonesia AeroPress Championship West Regional 2018 diadakan pada 25-26 Agustus 2018 di Sun Plaza, Medan, Sumatera Utara. Berikut daftar pemenang IAC West Regional 2018:

1. Jessyln Yahito
2. Maria Margareta
3. Ricky Abraham

Final regional timur dan barat diadakan pada 28-30 September 2018 di PIK Avenue, Jakarta. Pemenang nasional IAC 2018
1. Fikry Azdadin
2.Ahmad Praditya
3. Dimas Susetyo Nugroho

World AeroPress Championship 2018 (WAC 2018) diadakan pada 17 November 2018, di Sydney, Australia. Sebanyak 56 peserta dari seluruh dunia bertanding memperebutkan gelar juara. Fikry Azdadin berhasil masuk ke semi final pada perhelatan tahun ini. Sayangnya, untuk menjadi juara masih harus berjuang lagi di tahun depan. Kompetisi AeroPress tingkat dunia ini berhasil dimenangkan oleh perwakilan dari Amerika Serikat, yaitu Carolina Ibarra Garay.

Sudah siap untuk kompetisi-kompetisi kopi berikutnya di 2019?

Friday, December 7, 2018

#KembaraKopi #9: Keliling-Keliling Ngopi Jawa-Bali (Yogyakarta, Surabaya, Madura, Malang, dan Bali)

Pantai Jimbaran, Bali

Lagi-lagi berkesempatan untuk menyinggahi beberapa kota di Pulau Jawa dan Bali. Walau kunjungan singkat, harus tetap disempatkan mampir ke kedai-kedai kopi. Ada yang baru buka, ada yang sudah pernah dikunjungi tetapi ternyata sudah pindah tempat, hingga yang dulu sempat terlewati, kini kopinya dapat dicicipi. Berikut ulasan kedai kopi di Yogyakarta, Surabaya, Madura, Malang, dan Bali. 

Lars Coffee Brewer (@larscoffeebrewer) x Rahayu Roastery (@rahayuroastery), Yogyakarta

Lars Coffee Brewer, Yogyakarta
Tempat minum kopi ini baru buka pertengahan tahun 2018 dengan konsep yang terbilang minimalis. Ruangan yang memanjang bercat putih bersih berisi bangku panjang tanpa meja, bar dengan mesin espresso, alat-alat seduh manual, hingga mesin sangrai kapasitas 5 kilogram. Sangar!

Bagian dalam Lars Coffee Brewer, Yogyakarta
Lars Coffee Brewer bukan roastery tetapi berkolaborasi dengan Rahayu Roastery yang sudah beroperasi sejak tiga tahun yang lalu. Keduanya mufakat untuk berada dalam satu lokasi dan saling mendukung. Biji kopi yang dijual di Lars Coffee Brewer disuplai oleh Rahayu Roastery. Di rumah kolaborasi ini sering diadakan diskusi dengan narasumber-narasumber yang ahli di industri kopi.


Main ke Lars Coffee Brewer bisa melihat proses sangrai kopinya Rahayu Roastery

Belanja produk-produk kopi (roasted beans) untuk kopi filter maupun espresso dari Rahayu Roastery di sini (Tokopedia).

Hari & jam buka: Setiap hari, 08.00-24.00 WIB
Alamat: Jalan Puluhdadi 365, RT.5/RW.2, Ngropoh, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Rindu kopi (@rindukopi) x Juma Rani (@jumarani.cr), Surabaya  

Kopi dan ubi di Rindu Kopi, Surabaya
Kopi dan donat belakangan menjadi pasangan minuman dan kudapan yang sedang tren di kedai-kedai kopi. Kopi dan ubi di sini masih bertahan dan menjadi ciri khas. Rindu Kopi mempertahankan ubi menjadi pendamping menyeruput kopi.

Rindu Kopi, Surabaya
Menempati rumah baru di Jalan Manyar Rejo I No. 38, Surabaya, kini Rindu Kopi bekerja sama dengan Juma Rani perihal suplai dan sangrai kopi. Area baru terasa lebih nyaman untuk para pelanggan dan lahan parkir yang lebih lapang. Hanya kehangatan kedai kopi yang tidak berubah dan membuat siapapun ketagihan untuk datang lagi.

Hari & jam buka: Jumat – Rabu, jam 15.00-23.55 WIB
Alamat: Jl. Manyar Rejo I No.38, Menur Pumpungan, Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60118

Bharung Coffee (@bcoffeebangkalan), Madura

Bharung Coffee, Madura 
Pengalaman pertama ngopi di Madura! Bharung Coffee terletak di arteri Bangkalan, Madura yang sangat mudah ditemukan dengan logo huruf B besar di pinggir jalan dan lampu-lampu hias yang berpendar kekuningan menerangi malam. Terdapat bangku dan meja-meja kayu di halaman kedai yang luas tanpa atap. Sementara, bar terdapat di bagian agak belakang dengan bangunan sederhana yang terbuka bagian depan dan belakang.

Bagian depan Bharung Coffee, Madura
Dengan tagline “Tongkrongan Kopi Nusantara”, Bharung Coffee menyajikan ragam kopi robusta dan arabika dari berbagai daerah di Indonesia yang diseduh baik dengan tubruk maupun dengan bantuan alat-alat seduh seperti V60, French Press, AeroPress, dan Vietnam drip. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, mulai dari Rp 5.000 untuk tubruk robusta, Rp 8.000 untuk tubruk arabika, dan seduhan dengan metode manual brew dibanderol di harga Rp 10.000. Tersedia juga minuman bukan kopi seperti teh, cokelat hingga susu jahe; dan berbagai cemilan yang dapat dipesan untuk meredam rasa lapar.

Hari & jam buka: Setiap hari, jam 16.00-00.00 WIB
Alamat: Jalan Soekarno Hatta, Bangkalan, Madura.

Handlebar (@handlebar.id), Malang

Handlebar Coffee, Malang 
Lokasi kedai kopi Handlebar ini terletak di pojok jalan sebuah perumahan. Otomatis jauh dari riuh polusi udara dan suara jalanan. Suasana tenang pun tercipta untuk menikmati secangkir kopi hangat di sini.

Nama Handlebar atau setang kemudi sepeda diambil dari hobi bersepeda Benny Purnomo, salah satu pemilik kedai.  Tagar yang digunakan di kanal Instagram @handlebar.id juga unik, yaitu #ngopidikostputri. Tagar ini dipakai karena lokasi Handlebar ini memang di sebuah kompleks kos-kosan putri yang bagian bawahnya disewakan untuk usaha.

Bagian dalam Handlebar Coffee, Malang
Kedai yang buka April 2018 ini menyediakan beragam menu kopi, dari tubruk, filter sampai yang diolah dengan mesin espresso. Harga yang ditawarkan mulai Rp 7.000 – Rp 30.000, baik untuk minuman hingga makanannya. Interior yang didominasi warna putih dengan mural bernuansa perkotaan tempo dulu, sepeda dan berbagai perlengkapannya serta menu-menu kopi sebagai latar tempat menyeduh kopi. Tempat yang luas dan interior yang minimalis membuat Handlebar menjadi ruang minum kopi yang nyaman dan menenangkan.   

Hari & jam buka: Setiap hari, jam 11.00-23.00 WIB (kecuali Jumat, buka jam 13.00)
Alamat: Jl. Rembuk Sari No.50, Mojolangu, Lowokwaru, Malang, Jawa Timur, 65141

Amstirdam Coffee & Roastery (@AmstirdamCoffee)

Amstirdam Coffee & Roastery, Malang 
Sekitar tahun 2017 ke Malang namun sayangnya belum sempat ke Amstirdam. Sungguh sebuah penyesalan. September lalu, tidak lagi menyia-nyiakan kesempatan untuk melewatkan kedai kopi yang satu ini.

Menjelang siang di Malang, yang saat itu masih terasa amat sejuk, bergegas menuju Amstirdam Coffee & Roastery yang berlokasi di sudut ruko Soekarno Hatta Indah. Posisi gerai dan tempat sangrai kopi ini tersembunyi di pojokan yang seolah menghindari hingar bingar jalan raya agar prosesi minum kopi terasa lebih khidmat.

Bagian dalam Amstirdam Coffee & Roastery
Diawali sejak tahun 2011 oleh Sivaraja dan Franky dengan membuka usaha kopi luwak. Nama Amstirdam sekilas terdengar seperti sebuah kota di Belanda, Amsterdam. Bagi yang belum kenal mungkin akan menyangka kedai kopi ini ada hubungannya dengan ibukota negeri kincir angin. Realitanya, Amstirdam merupakan singkatan dari empat kecamatan penghasil kopi di Malang yang menjadi andalan Sivaraja dan Franky memproduksi kopi. Keempat kecamatan itu adalah Ampel Gading, Sumber Manjing Wetan, Tirtoyudo, dan Dampit yang kemudian disingkat menjadi Amstirdam.

Amstirdam Coffee & Roastery saat itu ramai sekali. Hampir semua kursi dan meja penuh pelanggan. Tersisa satu dua kursi di dekat bar yang bernuansa industrial. Tampak belasan pilihan kopi yang didominasi oleh kopi arabika dan sebagian kecil robusta. Cukup kaget saat melihat menu di mana harga kopi tubruk Rp 5.000; kopi filter, espresso based (espresso, cappuccino, picollo), kopi susu, Vietnam drip di harga Rp 10.000 saja; sementara cokelat panas dan minuman dingin lainnya di harga Rp 15.000. Harga terjangkau untuk menikmati secangkir kopi yang nyaman di lidah membuat toko kopi ini selalu dibanjiri pelanggan.   

Belanja produk-produk kopi (roasted beans) untuk kopi filter maupun espresso dari Amstirdam Coffee & Roastery di sini (Tokopedia)

Hari & jam buka: Senin-Sabtu, jam 09.00-22.00 WIB
Alamat: Ruko Soekarno Hatta Indah No. D18, Jl. Ruko Soekarno Hatta Indah, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65142

Made in Ubud (@madeinubud)

Made in Ubud, Bali 
Made in Ubud terletak di Jimbaran. Bingung? Sejak Juni 2016 hingga penghujung 2018, Made in Ubud benar-benar berlokasi di kawasan dataran tinggi Ubud. Akan tetapi, di awal 2018 memutuskan untuk pindah ke selatan di mana matahari lebih terasa menyengat kulit.


Kini, Made in Ubud menempati sebuah ruangan mungil dengan dinding-dinding kayu-kayu usang, sebagian berbatu bata tanpa plester, dan pernak-pernik tua yang membuat kesan vintage. Terdapat rak berisi paper cup dari kedai-kedai kopi di berbagai daerah. Sewaktu datang ke sini, mencicipi kopi filter Bali Kintamani yang dibanderol harga Rp 15.000 dan disajikan dengan cookies manis nan renyah. Selain menjual kopi seduh, Made in Ubud juga menyediakan roasted beans untuk para penikmat kopi baik dalam bentuk biji maupun bubuk.

Hari & jam buka: Setiap hari, jam 09.00-22.00 WIT
Alamat: Perumahan Taman Griya Jl. Danau Batur V No.1, Jimbaran, Kuta Sel., Kabupaten Badung, Bali 80364

Bates Kopi (@bateskopi)

Bates Kopi, Bali
Kedai kopi ini menempati kios di sebuah food court di Jalan Raya Uluwatu No. 123, Jimbaran, Bali. Menjadi kedai kopi andalan anak-anak muda sekitar yang menempuh pendidikan di Universitas Udayana cabang Jimbaran.

Tidak hanya menawarkan menu kopi tetapi menu makanan juga melimpah. Untuk minuman, kategorinya terdiri dari coffee, latte, frappe, dan tea. Sementara, menu makanan terdiri dari steak, rice bowl, pasta, snacks, roti bakar, pancong, dan surabi. Bates Kopi buka jam 18.00 hingga 03.00 dini hari.

Hari & jam buka: Setiap hari, jam 18.00-03.00 WIT
Alamat: Jalan Raya Uluwatu No. 123, Jimbaran, Bali

Kawan-kawan sudah pernah coba yang mana? Share ya di kolom komentar!
Jangan lupa follow Instagram kami di @kopitala.

Saturday, November 10, 2018

Pitutur Kopi: Berkembang lewat Evaluasi

Pitutur Kopi
“Berjalan tak seperti rencana
Adalah jalan yang sudah biasa
Dan jalan satu-satunya
Jalani sebaik-baiknya” (Gas – FSTVLST)

Penggalan lirik dari tembang terbaru band asal Yogyakarta ini seketika mengingatkan pada kisah Ponco Kusumo. Pria pemilik cita-cita sebagai violinis profesional. Sayangnya, tidak semua hal terlaksana sesuai rencana. Tragedi terjadi tanpa kendali. Jalan hidupnya mau tidak mau berubah arah.  

Ponco kini mengabdikan dirinya di industri kopi. Mengambil peran menjadi pemilik sekaligus barista Pitutur Kopi. Sebuah kedai yang menempati rumah di kawasan selatan Yogyakarta. Rumah bercat putih bernuansa asri dengan tanaman rambat menghiasi di Jalan Bausasran 60 menjadi pilihan Ponco membuka usahanya.



Calon Pengacara, Pemain Biola hingga Barista
Selepas SMA, pria asal Magelang ini menempuh pendidikan hukum di salah satu kampus swasta di Yogyakarta. Di tengah perkuliahan di jurusan hukum, ia membanting setir mengejar mimpi menjadi musisi. Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta merupakan kampus di mana Ponco mengasah kemampuan menggesek biola.

Ponco Kusumo
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Menjelang akhir perkuliahan di ISI, Ponco menerima kabar buruk bahwa bahunya cedera berat. Cedera ini membuatnya tidak dapat lagi berlatih seperti biasa dan jika dipaksakan, hanya akan memperparah keadaan.

Jalan hidup menukik dan berbelok tajam. Akan tetapi, pemuda berusia 29 tahun ini masih punya harapan meskipun tidak lagi bergelut menjadi musisi. Menjadi peramu kopi adalah pilihan hidup yang berikutnya. Berbekal ketertarikannya pada dunia minuman berkafein, ia terjun membuka usaha toko kopi.

Masa Pencarian
Semasa kuliah di ISI, Ponco sudah berpenghasilan dari aktivitasnya bermain biola di pertunjukkan-pertunjukkan musik. Pendapatan yang ia raih tidak serta merta dihamburkan begitu saja. Ia mengisi pundi-pundi tabungannya dengan hitungan cermat untuk membuka usaha.

Berawal dari tahun 2010 saat ia bertandang ke Kopi Gelandongan, sebuah rumah minum kopi yang ramai dengan harga terjangkau. Terbersit di benaknya untuk membuat warung kopi seperti Kopi Gelandongan. Harap itu ia simpan baik-baik dalam hati.

Seputar 2014, ia mulai menekuni dunia kopi. Mempelajari lebih dalam lagi tentang minuman hitam ini. Perlengkapan menyeduh satu per satu ia beli untuk mempraktikkan informasi yang didapatkan. Di masa-masa itu pula, ia mulai berkeliling mencari-cari lokasi untuk membuka usaha.

Ruko bukan incaran. Hunian berbentuk rumah yang selalu ia cari-cari dengan harap-harap harganya sesuai dengan kondisi tabungan. Pertengahan 2016, harap itu berbuah nyata. Bangunan bekas taman kanak-kanak di Jalan Bausasran 60, Pakulaman, didaulat menjadi tempat minum kopi.

Kopi, Kultur, Literatur
Pitutur Kopi menjadi pilihan nama untuk tempat minum kopi yang dibangun Ponco. Berasal dari Bahasa Jawa dan Sunda yang berarti petuah. Pria kelahiran 11 September 1989 ini mengatakan bahwa Pitutur merupakan akronim dari kopi, kultur, dan literatur yang menjadi visi dan misi dari kedai kopinya.

Masa awal dibukanya Pitutur Kopi hanya menyediakan seduhan kopi yang diracik dengan alat-alat seduh manual. Menu yang ditawarkan sederhana, terdiri dari racikan kopi yang diseduh dengan alat seperti V60, AeroPress, Vietnam drip, Chemex hingga Syphon yang sampai saat ini malah tidak pernah terpakai. Menu selain kopi terdapat cokelat panas dan kudapan berupa cireng.



Manifestasi dari kultur atau budaya tercermin dari kegiatan Coffee Cantata yang digelar berkala. Aktivitas ini memberikan ruang apresiasi para musisi, khususnya musik klasik, untuk dapat didengar lebih luas lagi. Selain musik, terdapat sesi nonton bareng film-film pilihan hingga eksebisi untuk karya-karya visual.

Deretan buku-buku sastra di perpustakaan kecil pojok kanan kedai menjadi bukti keseriusan Pitutur Kopi menyematkan literatur dalam akronim namanya. Karya-karya penulis handal dunia dan Indonesia seperti Haruki Murakami, Orhan Pamoek, Albert Camus, Pramoedya Ananta Toer, Y.B. Mangunwijaya hingga Dewi ‘Dee’ Lestari berjejer rapi menunggu untuk ditelusuri. Setiap bulan Ponco juga menambah koleksi novel atau kumpulan puisi pilihannya. Buku-buku seputar kopi tersedia untuk menambah wawasan para penikmat kopi.

Perpustakaan mini Pitutur Kopi
Kopi yang tersaji bagi para pelanggan dikurasi dengan amat teliti. Terdapat lima pilihan roasted beans dari berbagai roastery, baik yang biji kopinya berasal dari petani kopi lokal hingga kopi-kopi internasional. Kedai yang awalnya hanya menggunakan metode manual brew kini menambah mesin espresso lengkap dengan grinder yang mumpuni. Tidak tanggung-tanggung, saat ini Pitutur Kopi dipersenjatai La Marzocco Linea Mini dengan tiga grinder, yaitu Mahlkonig Ek43, Mazzer Super Jolly dan Mazzer Mini Major untuk setiap kebutuhan menu kopi.


Berawal dari menu kopi manual brew yang minimalis dan ditambah minuman coklat, kini jumlah menu minuman di Pitutur Kopi berjumlah 29 menu minuman. Meramaikan kancah kopi susu dengan signature drink bernama dan bercita rasa unik seperti kopi susu Tinular, Kalandra dengan tambahan cokelat, kopi susu bernuansa floral di Mandaka, dan kubus kopi yang disiram susu untuk Subako. Kudapan yang ditawarkan berupa bakery, french fries, dan potato wedges. Harga untuk minuman dan makanan di sini mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 27.000.

Kedai yang buka 26 September 2016 ini sedikit banyak terbantu dari sebuah posting Instagram di akun @klinikkopi di masa awal buka. Ponco menuturkan bahwa gambar yang diunggah Mas Pepeng berdampak positif bagi kedai kopinya. Follower Instagram yang tadinya berjumlah 30, naik 10 kali lipat menjadi 300 follower. Begitu juga dengan pelanggan baru yang mulai berdatangan.

Perjalanan Pitutur Kopi bukan tanpa hambatan. Tamu yang datang kerap mempertanyakan sajian menu yang terbilang amat sedikit untuk sebuah kedai kopi. Pegawai datang silih berganti dikarenakan pemilik kedai kopi ini kesulitan untuk mengomunikasikan apa yang ia inginkan dan kebiasannya bekerja sendirian sekaligus sungkanan. Catatan penjualan sempat diabaikan di setengah tahun awal perjalanan sehingga tidak ketahuan berapa pemasukan dan pengeluaran. Ponco akhirnya sadar untuk menambah menu, menyusun standard operational procedure (SOP) untuk pegawai, dan perlahan-lahan belajar pembukuan.


“Mau nggak mau harus getih dulu”, ucap Ponco yang berperan ganda sebagai pemilik sekaligus barista. Meski memiliki peran ganda, ia tidak serta merta mendapat gaji dari dua peran tersebut. Ia masih bersusah-susah terlebih dahulu dengan hanya mengambil gajinya sebagai pemilik, gaji sebagai barista ia abaikan sementara untuk menambah dana operasional kedai.             

Tidak mudah bertahan di tengah pertumbuhan pesat kedai kopi di kawasan kota pelajar ini. Banyak yang tumbuh, banyak juga yang gugur. Bertahan bukan menjadi perkara mudah. Salah satu kunci untuk bertahan adalah mengembangkan kedai ke arah yang lebih baik. Saat ditanya bagaimana langkah Pitutur Kopi bertahan dan mengembangkan diri, Ponco menjelaskan:  

“Perbanyak evaluasi ke diri atau warungnya. Jadi, persepektif berkembang itu tidak melulu dari jumlah gelas yang keluar tetapi bagaimana kita mengevaluasi kualitas. Dan kualitas itu dicapai dengan evaluasi wawasan kita, pemahaman kita kemudian sajian (bagaimana kopi yang enak seperti apa, ekstrasinya, cara menyajikan), set ruang tata ruang, kebersihan, komunikasi. itu sebenarnya yang disebut berkembang. Dan itu menurutku, berefek. Jangan berhenti untuk berkembang. Kalau bertahan jatohnya keras kepala.”

Ponco menambahkan bahwa jika warung kopi ingin berkembang maka orang-orang di dalamnya juga harus ikut berkembang terlebih dahulu. Nantinya akan ada yang terasa dan terlihat seiring dengan perkembangan tersebut. Selain itu, ada nilai-nilai yang ia percayai untuk mendatangkan pelanggan.
“Aku percaya, Apa yang ditanam akan menuai. Dari dulu aku tertarik dengan konsep terima kasih. Apa yang kita terima, kita kasih lagi ke orang lain. Aku ingin orang datang untuk beli tetapi juga sebagian dari yang kita dapatkan dari orang tersebut, kita alokasikan ke buku yang kemudian mereka bisa mengaksesnya. Itu kan kasih-nya, kasih-nya dalam bentuk buku. Konsep itu menurutku bekerja di luar kalkukasi marketing, manajemen yang selagi kita masih yakin dengan hal seperti itu warung bakal ada jalannya sendiri. Lebih kayak hal yang sifatnya ke dimensi kebaikan atau ketuhanan seperti itu. Biar optimis dan nggak ngoyo-ngoyo banget. Nggak terlalu bergantung banget dengan kerja keras. Sebenarnya, ada energi-energi lain yang tahu-tahu ada jalannya, kayaknya nggak masuk tapi semesta memberikan jalannya.”



Konsep mengembangkan diri dan nilai-nilai yang dipercayai Pitutur Kopi membawa kedai ini masuk ke tahun ketiga di tahun 2018 ini dengan omset mencapai 20 juta rupiah per bulan. Ke depannya, Pitutur Kopi berharap memiliki tempat usaha dan perpustakaan sendiri. Harapan lainnya adalah para penikmat kopi memiliki wawasan terbuka sehingga kopi tidak hanya dipandang sebagai si kopi, tetapi kemudian orang mulai sadar ketika membeli kopi dengan harga tertentu ternyata ada sekian banyak proses. Hal inilah yang kemudian membuat secangkir kopi sangat layak untuk dibayar dengan harga tersebut.


Sudah sejauh ini jalannya, satu capai yang tidak pernah terkira
Mengingat bagaimana mulanya, jauh sudah dari yang terbayang
Bagaimanapun juga, merawat cita-cita tak semudah berkata-kata
Rencana berikutnya rajut lagi cerita, merapal doa, dan gas sekencangnya.
(Gas - FSTVLST)

Beli biji kopi pilihan (roasted beans) Pitutur Coffee Roasters di sini (Tokopedia)

Pitutur Kopi buka Selasa - Minggu jam 14.00-23.00 WIB di Jalan Bausasran No. 60, Yogyakarta. 
Info lebih lanjut cek Instagram @pituturkopi