Pages

Monday, January 21, 2019

Indonesia Coffee Events Western Championship 2019



Perhelatan kompetisi kopi nasional kembali digelar tahun ini. Indonesia Coffee Events (ICE) 2019 masih terbagi menjadi dua wilayah, yaitu regional barat dan regional timur. Kompetisi regional barat atau ICE Western Championship meliputi wilayah Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Kompetisi regional timur atau ICE Eastern Championship meliputi wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

ICE Western Championship baru saja diadakan selama enam hari di Bandung pada tanggal 11-16 Januari 2019. Kompetisi regional barat kali ini menggandeng komunitas Manual Brew Community sebagai event partner yang memfasilitasi tidak hanya teknis pertandingan tetapi juga layanan live streaming pertandingan agar bisa disaksikan para coffee enthusiast di manapun berada.

Dari empat kategori yang dipertandingkan, yaitu Indonesia Barista Championship (IBC), Indonesia Latte Art Championship (ILAC), Indonesia Cup Tasters Championsip (ICTC), dan Indonesia Brewers Championship (IBrC); terbagi di dua lokasi yang berbeda. ILAC dan IBrC dilaksanakan  pada 11-13 Januari 2019 di 5758 Coffee Lab. Sementara, IBC dan ICTC dilaksanakan 14-16 Januari 2019 di Noah’s Barn.

Pada pertandingan di lokasi pertama, sebanyak 24 peserta bertanding untuk memperebutkan juara ILAC Western Championship. Juri memilih enam orang peserta untuk melaju ke babak final di hari ketiga yang terdiri dari:
1. Jessy Andra Sari (St. ALI)
2. Parulian Sihombing (Ottoman’s Coffee Brewers)
3. Muhammad Ramiz Abdul Jabbar (Dua Coffee)
4. Robby Firlian (St. ALI)
5. Umar Hasan Abdul Basyir (Djournal Coffee)
6. Ovie Kurniawan (PT Republik Kopi Bandung)

Untuk kategori IBrC Western Championship, terdiri dari 36 peserta yang kemudian dipilih enam orang dengan skor tertinggi menjadi finalis, yaitu:
1. Yoshua Tanu (Common Grounds Coffee Roastery)
2. Muhammad Fakhri (independen)
3. Monika D. J. Zendrato (PT Gordi Kreasi Indonesia)
4. Santoso Ardiansyah (A Tale of Two Coffee Beans)
5. Andi Baginda Adiputra (Starbucks Mall Puri Indah)
6. Josephine (independen)

Pertandingan ICTC Western Championship yang berlangsung di Noah’s Barn diikuti oleh 48 peserta yang kemudian terpilih menjadi empat orang yang maju ke babak final antara lain:
1. Seto Herusatmoko (PT Wibrosky Coffee)
2. Yessylia Violin (PT Republik Kopi Indonesia)
3. Nick Claysius (Contrast Coffee Roastery)
4. Desna Rahman (PT Kopiku Indonesia Roastery)

Pertandingan IBC Western Championship diikuti oleh 24 peserta yang kemudian terpilih enam orang peserta dengan skor tertinggi, yaitu:
1. Raymond Ali (Luthier Coffee)
2. Otto Hidori (Curious People)
3. Muhammad Aga (Shoot Me in the Head)
4. Yessylia Violin (Common Grounds Coffee Roastery / PT Republik Kopi Indonesia)
5. Ananditya Rinaldi (independen)
6. Mikael Fransiskus (PT Republik Kopi Indonesia)

Berikut daftar juara 1, 2, dan, 3 dari masing-masing regional nantinya langsung mendapatkan tempat untuk bertanding di Kompetisi Nasional yang akan berlangsung Februari 2019 di Kuningan City, Jakarta. Peraturan ini berlaku untuk semua kategori kompetisi yang dipertandingkan (ILAC, IBrC, IBC, ICTC).

Para juara dan finalis ILAC Western Championship 2019
Daftar pemenang ILAC Western Championship 2019:
1. Robby Firlian (St. ALI)
2. Muhammad Ramiz Abdul Jabbar (Dua Coffee)
3. Ovie Kurniawan (PT Republik Kopi Bandung)

Para juara dan finalis IBrC Western Championship 2019
Daftar pemenang IBrC Western Championship 2019:
1. Monika D. J. Zendrato (PT Gordi Kreasi Indonesia)
2. Yoshua Tanu (Common Grounds Coffee Roastery)  
3. Andi Baginda Adiputra (Starbucks Mall Puri Indah)

Para juara ICTC Western Championship 2019
Daftar pemenang ICTC Western Championship 2019:
1. Yessylia Violin (Common Grounds Coffee Roastery / PT Republik Kopi Indonesia)
2. Seto Herusatmoko (PT Wibrosky Coffee)
3. Nick Claysius (Contrast Coffee Roastery)

Para juara dan finalis IBC Western Championship 2019
Daftar pemenang IBC Western Championship 2019:
1. Yessylia Violin (Common Grounds Coffee Roastery / PT Republik Kopi Indonesia)
2. Mikael Fransiskus (PT Republik Kopi Indonesia)
3. Muhammad Aga (Shoot Me in the Head)

Monika D. J. Hendarto menggunakan biji kopi yang berasal dari Desa Colol, Manggarai Timur, Flores dengan varietas/kultivar Red Bourbon yang ditanam di ketinggian 1.200-1.400 mdpl. Perwakilan penyeduh dari Gordi ini meracik kopi yang diolah secara natural process menggunakan Timemore Crystal Eye 02 Dripper yang membawanya menjadi juara di kategori ini.

Yessylia Violin Angkasa menyabet dua juara sekaligus untuk kategori ICTC dan IBC. Peramu kopi perempuan dari Common Grounds Coffee Roastery ini menggunakan kopi Sunda Puntang honey process dengan varietas/kultivar Typica yang ditanam di Gunung Puntang, Bandung dengan ketinggian 1.400-1.600 mdpl yang membawanya menjadi juara IBC. 

Selamat untuk para pemenang di masing-masing kategori ICE Western Championship 2019!

Selamat bertanding untuk para peserta ICE Eastern Championship yang diadakan pada  25-27 Januari 2019 di Godang Popsa, Makassar!    

Para peserta yang belum menjadi juara tidak perlu berkecil hati karena sebanyak 18 kompetitor diambil dari peserta dengan skor tertinggi dari Tahap Eliminasi Wilayah Barat dan Timur yang nantinya bertanding pada Kompetisi Nasional. Setelah terpilih juara dari Kompetisi Nasional, masing-masing akan mewakili Indonesia pada pertandingan tingkat dunia. Untuk World Barista Championshiop dan World Brewers Championship akan berlangsung pada Specialty Coffee Expo, 11-14 April 2019, di Boston, Amerika Serikat. Sementara itu, World Latte Art Championship dan World Cup Tasters Championship akan berlangsung pada World of Coffee Berlin, 8-10 Juni 2019, di Berlin, Jerman.

Baca rekapitulasi pertandingan Indonesia Coffee Events 2018 di sini

Follow kami di Instagram @kopitala

Saturday, January 5, 2019

Bandung Brewers Cup 4: Optimalisasi Kopi Indonesia lewat Kompetisi Berstandar Internasional

Bandung Brewers Cup 4 yang diselenggarakan Manual Brew Community
Perhelatan kompetisi seduh kopi Bandung Brewers Cup (BBrC) kembali dilaksanakan di penghujung 2018. Kompetisi yang memasuki tahun keempat ini berlangsung 21-23 Desember 2018 di simpul kreatif kota Bandung, tepatnya di Bandung Creative Hub. BBrC 4 diselenggarakan oleh komunitas kopi Bandung, Manual Brew Community (MBC), mengusung tema #PourItToTheLimit. Melalui tema #PourItToTheLimit, MBC mengajak para pegiat dan peminat kopi untuk terus menggali kemampuan, wawasan, dan semangat untuk kualitas kopi Indonesia yang lebih baik.

Tingginya antusiasme para penyeduh tampak dari betapa cepatnya slot registrasi terisi. Dalam waktu tiga menit saja, slot 40 peserta terpenuhi. Bagi yang belum beruntung, masih harus bersabar di tahun berikutnya. Terdiri dari 38 peserta laki-laki dan 2 orang peserta perempuan, yaitu Nadita Afifa Osman dan Luthfi Wandani. Para peserta tidak hanya berasal dari Bandung saja, dari berbagai daerah lain juga bersemangat untuk mengikuti pertandingan ini seperti dari Garut, Cianjur, Karawang, Serang, Cilegon, Jakarta, hingga Jambi.

Babak compulsory service
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, BBrC 4 mengadopsi skema kompetisi internasional di mana para peserta bertanding langsung dalam dua babak, yaitu compulsory service dan open service. Dalam babak compulsory service, panitia menentukan biji kopi yang akan diseduh; peserta dapat memilih alat dan metode seduh yang akan digunakan; dinilai secara blind taste oleh 1 tim juri yang terdiri dari 3 orang juri sensory; peserta mendapatkan waktu total 15 menit, yaitu 7 menit preparasi dan 8 menit waktu seduh; serta untuk hasil seduh tiga cangkir dengan minimal 120 ml per cangkir. Dalam babak open service, peserta menyeduh dengan alat, metode seduh, dan biji kopi single origin Indonesia pilihan peserta sekaligus mempresentasikannya; dinilai oleh 1 tim juri yang terdiri dari 3 orang juri sensory dan 1 head judge; peserta mendapatkan waktu total 15 menit, yaitu 5 menit preparasi dan 10 menit waktu seduh serta presentasi; hasil seduh adalah 3 cangkir dengan total 150-375 ml.

Babak open service
Pasukan juri pada tahun ini juga bertambah dari tahun sebelumnya berjumlah 12 orang menjadi 18 orang dengan head judges Adi W. Taroepratjeka. Juri-juri bekerja keras selama tiga hari dalam tiga tahap, yaitu babak penyisihan, 12 besar, dan final dengan 6 besar peserta.

12 besar finalis Bandung Brewers Cup 4
Berikut daftar 12 besar peserta yang lolos:
1. Iqbal M. Tawakal (Daily Routine Coffee, Bandung)
2. Rizki Kurniawan (independen, Serang)
3. Sachyani  (Wisang Kopi, Jakarta)
4. Wido Prasetio (Jingga Coffee Roastery, Jakarta)
5. Dayu Agung Mardianto (Dine & Chat, Jambi)
6. Naufal Akrom (Essentieel Brewing Point, Bandung)
7. Hairul Ilmi (Ruang Kopi Bahagia, Jakarta)
8. Michael (Nitro Coffee, Jakarta)
9. Jeffta Budiarto Handoko (independen, Bandung)
10. Rizki Dwi Joyo Sugito (independen, Bandung)
11. Arya Kinantha (The Dharmawangsa Hotel, Jakarta)
12. John Richard Christopher (Zero Hour Coffee, Bandung)

Kedua belas peserta yang lolos dipertandingkan kembali untuk mendapatkan 6 peserta dengan skor tertinggi. Terpilih 6 besar peserta, yaitu:

6 besar finalis Bandung Brewers Cup 4 
1. Michael (Nitro Coffee, Jakarta)
2. Arya Kinantha (The Dharmawangsa Hotel, Jakarta)
3. Sachyani (Wisang Kopi, Jakarta)
4. Naufal Akrom (Essentieel Brewing Point, Bandung)
5. Dayu Agung Mardianto (Dine & Chat, Jambi)
6. John Richard Christopher (Zero Hour Coffee, Bandung)

Juara BBrC 1-3 menentukan pemenang adu seduh juara Royal Battle x Kopi Kelahi
Setelah keenam peserta menunjukkan kebolehannya dalam menyeduh kopi, para penonton dihibur oleh pertandingan antara pemenang kontes seduh Battle Royale (Bandung), Isal, dan pemenang kontes seduh Kopi Kelahi (Jakarta), Gepeng. Waktu menunggu penilaian juri menjadi tidak terasa karena keduanya sukses meledakkan tawa di tengah proses seduh mereka. Kompetisi bergengsi ini berhasil dimenangkan Gepeng dengan paripurna mengalahkan Isal sang tuan rumah.

Arya Kinantha dan ketua panitia BBRC 4 Firman Gustiana
Tiba waktunya pengumuman pemenang BBrC 4. Menempati juara ketiga ada Arya Kinantha dengan total skor 70,62. Barista dari The Dharmawangsa Hotel ini menyeduh kopi dengan varietas/kultivar Lini S795 dan Kartika yang tumbuh di Gunung Argopuro, Situbondo, Jawa Timur dengan ketinggian 1.200-1.400 mdpl serta proses pasca panen natural process. Menggunakan alat seduh V60, 16 gram kopi, suhu air 88 derajat Celcius, hasil akhir kopi 220 gram, dan waktu seduh 2 menit 30 detik. Menghasilkan kopi dengan aroma brown sugar dan hint of tropical fruit; cita rasa seperti brown sugar, sweet orange, hint of pineapple dan chocolate; serta memiliki tingkat keasaman malic acid.

Dayu Agung Mardianto dengan Eri Wibowo dari Manual Brew Community
Juara kedua berhasil diraih oleh Dayu Agung Mardianto dengan total skor 73,85. Jauh-jauh dari Jambi, Dayu menyeduh kopi mix varietas yang ditanam di Desa Laksana, Kamojang, Bandung, dan  diproses pasca panen dengan natural process. Barista Dine & Chat ini berusaha meracik kopinya agar menghasilkan rasa yang clean, complex, dan balance. Dayu meramu 18 gram kopi terbaiknya menggunakan V60, dengan suhu 94 derajat Celcius, dan hasil akhir 300 gram. Menghasilkan kopi dengan aroma red grapes dan hint of red berries; dengan cita rasa seperti red grapes, hint of red berries, dan caramel; tingkat keasaman medium to citric acid dan hint of malic acid.

John Richard Christopher dengan head judge Adi W. Taroepratjeka
John Richard Christopher berhasil menjadi juara BBrC 4 mengalahkan puluhan peserta lainnya dengan total skor 76,72. Sekitar tiga bulan mempersiapkan biji kopi Pitaloka dari Koperasi Klasik Beans dengan varietas/kultivar Typica dan Abyssinia yang ditanam di Datar Terong, Ciwidey dengan ketinggian 1.400-1.600 mdpl. Berpengalaman menjadi barista di Qatar membuat John percaya diri untuk presentasi menggunakan Bahasa Inggris. Biji kopi yang disangrai jauh-jauh di Bali oleh Vito Adi (Sensa Koffie) ini diseduh menggunakan V60, dengan takaran 17 gram kopi, air 93 derajat Celcius, waktu seduh 2 menit 10 detik, dan hasil akhir 200 gram. Menghasilkan kopi dengan aroma chocolate, hint of spice like cinnamon, dan slightly orange; memiliki cita rasa seperti red apple, hint of bergamot, dan black tea. Barista Zero Hour Coffee ini juga meracik air untuk memaksimalkan seduhan kopinya dengan berbagai mineral seperti calcium untuk meningkatkan rasa manis alami kopi, magnesium untuk mendapatkan bright acidity, dan sodium untuk menekan rasa pahit serta meningkatkan cita rasa kopi.

Booth kedai kopi Bijikopling

Sesi diskusi "Konservasi Alam melalui Kopi" dengan Koperasi Klasik Beans
Selain kompetisi, dalam perhelatan BBrC 4 ini pengunjung dapat menjelajahi booth yang berisi kopi baik green beans, roasted beans, hingga aneka produk olahan kopi yang sudah siap diminum; alat-alat penunjang pembuatan kopi; dan berbagai booth makanan. Sesi diskusi disiapkan untuk menambah wawasan dengan tema-tema yang menarik seperti “Konservasi Alam melalui Kopi” dengan Koperasi Klasik Beans dan “Empowering Women” dengan pembicara Imas Suryati (Klasik Beans), Mira Yudhawati (Bon CafĂ©), dan Yuke Tri Hapsari (Cultivar Coffee).

Photo Exhibition
Penikmat kopi yang aktif memotret menggunakan kamera analog mendapat ruang di BBrC 4 kali ini. Karya-karya visual bertemakan kopi dipamerkan lewat Photo Exhibition yang dikurasi ketat oleh panitia. Sayangnya, gambar-gambar hanya dipajang begitu saja tanpa mencantumkan pembuat karya sehingga penikmatnya tidak mengetahui siapa yang menghasilkan gambar-gambar tesebut. 

Bandung Coffee Scene Map
Terselenggaranya BBrC 4 merupakan bukti dari kekompakkan kedai-kedai dan pegiat kopi di Bandung dan sekitarnya. Kedai-kedai kopi yang telah berkontribusi kemudian dibuatkan Bandung Coffee Scene Map atau peta skena kopi Bandung. Peta ini berisi lebih dari 100 kedai kopi di Bandung sekitarnya. Peta berwarna kuning kecokelatan ini tersedia gratis bagi para pengunjung yang mau menjelajahi tempat minum kopi di tanah Pasundan.

Secara keseluruhan, rangkaian acara Bandung Brewers Cup 4 telah berhasil merangkul para pegiat kopi dalam mengoptimalisasi kopi dari negeri sendiri. Memberikan ruang bagi kopi lokal bertarung dalam kompetisi berskema internasional. Menjadi ajang bagi para penyeduh kopi baik profesional maupun rumahan untuk mempersiapkan diri ke pertandingan skala nasional dan menjadi barometer kompetisi seduh manual di Indonesia.