Pages

Thursday, July 31, 2025

Cerita Perjalanan Ikut Barista Campfire


Poster acara Barista Campfire Vol. 2

Barista Campfire Vol. 2 menjadi ruang berbagi cerita yang hangat tanpa sekat. Menyatu dengan udara yang sejuk, alam yang asri, dan kebun kopi yang rimbun. 

Pegiat kopi berkumpul di acara Barista Camp Fire Volume 2 (BC Vol. 2). Diselenggarakan oleh Poros Kopi, BC Vol. 2 memberikan beragam perspektif dari industri kopi dari hulu sampai ke hilir.

Acara ini berlangsung selama dua hari satu malam, 9-10 Juli 2025, dengan titik kumpul di Faema Showroom di jantung ibukota. Meski harus datang pagi-pagi sekali, peserta tidak perlu khawatir terkait sarapan dan kopi. Panitia menyediakan sarapan dan tersedia kopi untuk menghilangkan kantuk di perjalanan nanti. 

Faema Showroom

Setelah semua peserta berkumpul, rombongan bertolak ke agenda pertama di Kopi Nako Daur Baur yang berlokasi di Bogor. Butuh waktu sekitar 1,5 jam dari Cideng, Jakarta Pusat ke lokasi acara. 


Mengamati Proses Daur Ulang Gelas Kopi di Kopi Nako Daur Baur 

Peserta disambut dengan kopi lagi, kali ini tersedia Americano dingin dengan pemanis rasa peach. Sembari menyesap segarnya es kopi, pihak Kopi Nako mempresentasikan bagaimana Kopi Nako Daur Baur terbentuk; dari kerja sama kampanye dengan pihak ketiga untuk daur ulang, hingga menjadi aktivasi permanen secara mandiri yang berdampak. 

Kopi Nako Daur Baur

Setelah mendapat penjelasan, peserta diajak ke pabrik pengolahan gelas plastik. Gelas plastik yang sudah dicuci kemudian dihancurkan menjadi keping-keping kecil. Selanjutnya, keping-keping ini diberi pewarna untuk kemudian diproses lewat mesin press untuk menjadi palet. Palet pun dipotong sesuai kebutuhan dan tujuan. Hasil akhirnya bisa menjadi meja, jam tangan, tutup tumbler, bar kopi, sampai bilik ATM. 


Menuju Area Perkemahan di Tengah Kebun Kopi 

Agenda berikutnya adalah ke lokasi camping yang berada di tengah perkebunan kopi. Estimasi perjalanan di rundown sekitar dua jam, tetapi jalur yang seharusnya dilewati terhadang banjir sehingga rombongan putar balik dan mengambil jalur alternatif yang memutar jauh. Tidak hanya jalurnya memutar, kami disuguhi beragam rute–dari yang mulus, berbatu, menanjak dan menurun dengan tukikan tajam yang bikin penumpang merapal doa. 

Kami sampai sekitar pukul 16.30 di titik transit, yaitu sebuah warung dengan plang nama tempat berkemah tujuan kami, Rawdee Coffee Plantation. Minibus yang kami tumpangi hanya bisa sampai sini. Akses ke area camping berupa jalan makadam yang hanya bisa dilewati oleh kendaraan yang handal di jalur offroad. Kami dijemput dengan mobil berkabin ganda yang memang jadi fasilitas dari pengelola.

Hari makin gelap karena kabut yang mulai turun di kaki Gunung Halimun. Rombongan minibus pertama dibawa dengan dua mobil kabin ganda sementara rombongan kedua menunggu di warung. Saya yang ada di rombongan pertama melewati jalan makadam dan sungai kecil dalam remang sore dan sapuan kabut. Rombongan ini ke area berkemah tanpa kendala berarti, selain jalan berbatu yang ekstrem dan membuat mobil berjalan amat pelan bak siput. 

Kondisi jalan menuju area kemah

Mobil pengelola pun kembali menjemput rombongan kedua di titik transit. Sayangnya, di tengah perjalanan, salah satu mobil yang membawa penumpang ke area kemah mengalami selip ban. Mobil yang sehat bergegas berangkat agar bisa menurunkan penumpang dan kembali menjemput penumpang yang tertinggal di tengah rute. 

Langit sudah gelap ketika semua rombongan tiba dengan lengkap. Kami menempati tenda-tenda yang telah disediakan, menaruh barang, bersih-bersih, dan bersiap-siap untuk agenda selanjutnya. Area berkumpul sudah dikelilingi tenda terbuka berisi bar kopi, tenda cemilan, area barang panitia, dan area penonton. Gerimis menginterupsi. Jadwal sedikit bergeser, untungnya tak terlalu lama. 

Peserta sampai di area perkemahan

Sembari menunggu gerimis usai, peserta diminta memperkenalkan diri dengan menginformasikan nama, asal. dan bagaimana bisa tahu informasi acara ini yang sangat YTTA (Yang Tau-Tau Aja). Terindikasi banyak peserta berasal dari Depok dan Jakarta sekitarnya. Selain itu, ada juga peserta yang berasal dari luar Jabodetabek seperti, Semarang, Sumatra, dan Papua. 

Menggali Perspektif Ahli Kopi, Roti, dan Harmoni 

Setelah semua peserta memperkenalkan diri, gerimis ikut membubarkan diri. Api unggun menyala di tengah area diskusi untuk memberi kehangatan di tengah dinginnya lembah Halimun.

Acara diskusi dimoderatori langsung oleh penggagas acara, Mas Yudis, segera dimulai dengan narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing. Moderator menggali bagaimana setiap narasumber menjalani bisnis kopi, roti, dan ruang dengar musik dengan penuh gairah dan terus bertahan hingga kini. 

Sharing session bersama para ahli

Menarik mendengarkan bagaimana Muhammad Aga yang mulanya bermain teater dan aktif bermusik, mengubah haluan karier menjadi barista. Mencicipi lomba-lomba yang membuatnya semakin dikenal, menjadi aktor, pemengaruh, dan dua kali menjadi barista nomor 1 di negeri ini. Untuk kali pertama, Aga meraih juara barista pada tahun 2018 dan juara barista nasional terbaru di tahun 2025–yang akan berlaga di World Barista Championship pada Oktober mendatang di Milan, Italia.   

Selanjutnya, ada Arif Liberto Jacob yang berasal dari keturunan Belanda Depok dengan marga Jacob. Pria ini membangun Jacob Koffie Huis tahun 2017 dengan tujuan melestarikan rumah peninggalan leluhur. Ketika kedai kopinya sudah berkembang pesat, Arif bisa fokus merawat renjananya terhadap musik dan perangkat audio dengan merilis Emily Listening Space di awal 2021. Bar kopi dengan ruang dengar untuk menikmati lantunan dari vinyl ini menjadi yang pertama di Depok. Emily Listening Space menempati rumah panggung berbahan dasar kayu yang merupakan peninggalan Letjen TNI (Purn) Gustaf Hendrik Mantik, Gubernur Sulawesi Utara periode 1980-1985. Tak hanya mengurus Jacob Koffie Huis dan Emily Listening Space, Arif kini juga berkeliling menjadi pramuirama (DJ) yang menambah syahdu suasana lewat Emily Selector.  

Narasumber berikutnya lebih terkenal akan produk rotinya yang selalu diincar dan bikin antrean mengular. Ada Rocky Martadinata dari Roti Macan dan Tri Tangtu Kopi Roasters (TTKR). Roti Macan menjadi jenama selalu habis dalam sekejap setiap berpartisipasi di festival kopi, sementara toko yang di Bandung selalu diburu warga lokal dan turis yang ingin mengudap roti sourdough yang lembut dengan citarasa yang menggugah lidah. Fokus awal Roti Macan yang terpaku pada riset produk membuat produk ini unggul secara kualitas. Rocky mengaku saking fokusnya tim Roti Macan tidak memikirkan bagaimana marketing produk ini. Energi terserap untuk uji coba untuk mendapatkan rasa yang sesuai selera. 

Di akhir sesi, peserta diberikan kesempatan bertanya kepada tiga narasumber. Diskusi semakin menarik memantik pertanyaan-pertanyaan lanjutan dari moderator. 

Diskusi berakhir dan keakraban kian mengalir. Selepas diskusi, peserta yang tadinya duduk di bawah tenda bergeser ke tengah mendekati api unggun karena hawa yang semakin dingin. Peserta bernyanyi bersama dengan iringan gitar. Sesekali pemain gitar kebingungan mencari kunci untuk lagu berikutnya, bersambut tawa dari yang lainnya. Purnama tampak jelas di langit, sebagian masuk tenda dan memejamkan mata; sebagian lainnya terjaga hingga tengah malam. 

Pagi Syahdu di Tengah Kebun Kopi 

Tidur terasa lebih nyenyak di tengah nyanyian alam lewat jerit serangga dan sepoi halus desir angin. Bangun pun terasa segar seperti mengisi ulang energi yang hilang.

Emily Selector

Sesi Emily Selector yang seharusnya dilaksanakan setelah diskusi semalam diganti ke pagi hari. Sembari menemani peserta menyantap sarapan, Arif dan Dio telah siap memutarkan lagu-lagu dari piringan hitam. Kabut tipis, warna-warni tenda, perbukitan dan kebun kopi yang menghijau menambah suasana syahdu berteman alunan lagu-lagu. Kami kembali disuguhkan kopi yang diolah dari kebun kopi Rawdee dengan tiga varian pascapanen yang dapat kami cicipi, yaitu proses Full Washed, Natural, dan Honey

Mengunjungi kebun kopi 

Selepas sarapan, kami berjalan ke perkebunan kopi yang mengelilingi area perkemahan. Tim Rawdee menjelaskan berbagai hal tentang tanaman kopi yang tumbuh di sana, seperti kondisi awal, luas kebun, kultivar kopi dan ragam bentuk tanamannya, hama yang biasa menyerang tanaman kopi hingga kondisi saat ini yang sudah jauh lebih baik. 

Selanjutnya, kami menuju ke area pengolahan ceri kopi. Ini adalah tempat di mana kopi yang sudah matang dicuci, dikupas kulit buahnya dan dijemur sesuai kebutuhan proses pascapanen. Setiap proses pascapanen punya metodenya sendiri yang memberikan citarasa berbeda pada biji buah kopi dari kebun yang sama.  

Rumah jemur kopi
Rumah jemur kopi

Setelah dari rumah jemur kopi, rombongan menuju curug yang ada di sekitar area perkemahan. Walaupun terbilang dekat, dengar-dengar treknya menantang dengan rute yang terjal nan licin. Oleh karena itu, saya memutuskan undur diri dari rombongan yang ke curug karena ada cedera lutut yang belum sembuh total.  

Saya kembali ke area kemah dan ternyata ada beberapa bapak-bapak yang juga tidak ikut. Saya ikut nimbrung perbincangan terkait kompetisi dan industri kopi yang seru ini. Ada Pak Hendra seorang juri kopi level internasional, Pak Mario dari perwakilan brand mesin kopi, dan Rocky dari TTKR & Roti Macan. 

Perkebunan kopi di kaki Gunung Halimun.

Setelah ngobrol-ngobrol, saya jalan kaki di sekitar area perkemahan. Menikmati desir angin, gemirisik daun, dan pekik tonggeret yang berbunyi tanpa henti. Berada di tengah alam membuat suasana hati terasa lapang dan sejuk. Bernafas dengan oksigen yang melimpah, bertemu dengan orang-orang yang punya minat yang sama, musik dan obrolan yang menggugah–semuanya bikin hati penuh dengan rasa syukur. 

Beruntung sekali bisa ikut acara ini, meski awalnya sempat penuh kuota ketika awal mendaftar. Masuk daftar tunggu sekitar seminggu hingga akhirnya dihubungi Mas Yudis bahwa ada peserta yang batal. Slot untuk saya akhirnya tersedia dan segera saya mendaftar via situs yang disediakan. 

Rombongan dari curug datang dan bersamaan dengan itu makan siang juga disiapkan panitia. Selesai makan siang adalah waktunya berkemas. Kembali ke realita. 

Seluruh peserta dan panitia Barista Camp Fire Vol. 2

Seluruh foto dokumentasi pribadi, kecuali foto "Rumah jemur kopi" dan "Seluruh peserta dan panitia Barista Camp Fire Vol. 2" oleh Faizal Ramadhan. 

Foto yang lebih lengkap akan diunggah berkala di Instagram @kopitala


Monday, February 17, 2025

World of Coffee Asia 2025: The Growth of Jakarta's Specialty Coffee

Indonesia and World of Coffee Asia 2025

Jakarta will host World of Coffee Asia 2025 in May, reinforcing Indonesia's position as both a coffee-producing and coffee-consuming country with rapid growth. This global coffee event is typically held in countries with strong coffee consumption cultures. For instance, the World of Coffee 2024 series was previously held in Chicago (United States), Busan (South Korea), and Copenhagen (Denmark).

    With World of Coffee Asia taking place in Indonesia, coffee industry players from around the world will gather to share insights and discuss the evolving specialty coffee industry, which continues to captivate urban communities.

brewing, coffee, specialty
Image source: : Envato

The Growth of Specialty Coffee in Indonesia

The specialty coffee movement in Indonesia has been growing for over 15 years. This trend became more apparent in 2010-2011 when numerous coffee shops emerged, fueled by the third wave coffee phenomenon. During this era, coffee consumers were no longer just visiting cafés for the ambiance but also developing a keen interest in coffee origins, processing methods, and brewing techniques (Yandhrie Arvian, et. al., 2018).

    The term "specialty coffee" was first introduced by Erna Knutsen in a 1974 publication in Coffee & Tea Journal, referring to high-quality coffee beans grown in unique microclimates with distinctive flavors (Sarie Febriani, 2018).

    In Indonesia, specialty coffee gained traction through the USAID-funded Agribusiness Market and Support Activity (AMARTA) Project, which aimed to enhance the quality of agricultural commodities, including coffee, by implementing high industry standards.

coffee, roasting, machine
Image source: Envato

Specialty Coffee Standards by SCA

To be classified as specialty coffee, coffee beans must meet strict criteria set by the Specialty Coffee Association (SCA), including:
✔ A cupping score above 80, evaluated by certified Q-Graders.
Zero primary defects in a 350-gram sample of green beans.
No more than 3 points for secondary defects.
No quaker beans (underdeveloped, unripe coffee beans).
Moisture content must be between 9-13%.
Uniform bean size to ensure consistent brewing quality.
Unique and distinctive flavor profile, validated through the SCA cupping protocol.

man roasting coffee
Image source: Envato

Third Wave Coffee and the Rise of Coffee Roasters in Jakarta

In her interview for the book Kopi: Aroma, Rasa, Cerita (2018), Mira Yudhawati explained that third wave coffee was introduced to Indonesia by Indonesians who had studied or worked abroad. Australia, where the specialty coffee culture had already matured, was one of the key influences on this movement.

    Since then, the high-quality coffee industry in Indonesia has flourished, especially in major cities like Jakarta. The growing demand for specialty coffee beans led to the emergence of numerous coffee roasters, which cater to both café owners and home brewers. Today, specialty coffee beans are easily accessible via online marketplaces, offering everything from commercial and premium coffee to highly sought-after specialty-grade beans.

Top Specialty Coffee Roasters in Greater Jakarta (Jabodetabek)

With the rise of third wave coffee, numerous specialty coffee roasters have been established in Jakarta and its surrounding areas. Some even predate this trend, laying the foundation for today's specialty coffee movement. Here are some of the best and longest-standing roasters in Jakarta and Greater Jakarta (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi):

Caswell Coffee (Since 1999)

Caswell Coffee is one of the pioneers of specialty coffee roasting in Jakarta. Since 1999, Caswell has supplied premium-quality coffee beans to hotels and high-end F&B establishments. In 2017, Caswell Coffee was acquired by Singapore-based Boncafe, further expanding its market reach.

  • Coffee selection: Local and international
  • Location: Jl. RS Fatmawati Raya No. 15A, Cilandak, South Jakarta
  • Marketplace: Tokopedia Boncafe Indonesia
Jakarta's Specialty Coffee Roasters Based on Established Year

Aside from Caswell Coffee, here are other specialty coffee roasters that have thrived since the third wave coffee movement began:

  • Roasters that initially started as cafés before expanding into roasting businesses.
  • Roasters that focused solely on coffee roasting for individual consumers and F&B businesses.
  • Roasters that also sell coffee brewing equipment and cater to the hospitality sector (hotels, restaurants, cafés).

    These roasters play a crucial role in shaping Indonesia’s specialty coffee industry, supporting local coffee shops, home brewers, and even exporting specialty coffee to international markets.

  • Roaster: Anomali Coffee Established: 2007
    Coffee selection: Local
    Location: Jl. Senopati No. 19, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (first branch)
    Marketplace: Tokopedia Anomali Coffee
  • Roaster: Maharaja Coffee Roaster  Established: 2008 (based on an interview on the Cikopi Podcast, though some sources mention different year)
    Coffee selection: Local
    Location: Jl. Melawan,No.26, Sawah Besar, Jakarta Pusat 
    Marketplace: Tokopedia Maharaja Coffee 
  • Roaster: Philocoffee Established: 2010
    Coffee selection: Local, international
    Location: Jl. Raya Cirendeu. No. 20, Ciputat Timur, Tangerang Selatan 
    Marketplace: Tokopedia Philocoffee  
  • Roaster: Jakarta Coffee House  Established: 2011
    Coffee selection: Local
    Locationt: Jl.Cipete Raya, No. 28, Cilandak, Jakarta Selatan (first branch)
    Marketplace: Tokopedia Jakarta Coffee House   
  • Roaster: Giyanti Coffee Roastery
    Established: 2012
    Coffee selection: Local
    Location: Jl. Surabaya, No. 20, Menteng, Jakarta Pusat 
    Marketplace: Tokopedia Giyanti Coffee  
  • Roaster: Rumah Kopi Ranin
    Established: 2012
    Coffee selection: Local
    Location: Jl. Alternatif IPB KM 6, Cikarawang, Dramaga, Bogor
    Marketplace: Tokopedia Rumah Kopi Ranin   
  • Roaster: Curious People Coffee
    Established: 2012
    Coffee selection: Local, international
    Location: Green Lake City, Rukan Sentra Niaga, Blok C No. 11, Cengkareng, Jakarta Barat 
    Marketplace: Tokopedia Curious People Coffee  
  • Roaster: Morph Coffee   Established: 2012
    Coffee selection: Local, international
    Location: (online only)
    Marketplace: Tokopedia Morph Coffee
  • Roaster: Rosso’ Microroastery Established: 2013
    Coffee selection: Local
    Location: Pasar Modern BSD Sektor 1 Ruko R21, Jl. Letnan Sutopo, Serpong, Tangerang Selatan
    Marketplace: Tokopedia Rosso’ Micro Roastery  
  • Roaster: Tanamera Coffee Established: 2013
    Coffee selection: Local
    Location: Foodhall, Grand Indonesia, Jl. M. H. Thamrin, No. 1, Tanah Abang, Jakarta Pusat  (retail store)
    Marketplace: Tokopedia Tanamera Coffee   
  • Roaster: Kopikina Established: 2013
    Coffee selection: Local
    Location: Jl. Tebet Timur Dalam Raya, No. 43, Tebet, Jakarta Selatan 
    Marketplace: Tokopedia Kopikina    
  • Roaster: Common Grounds Coffee Roaster Established: 2014
    Coffee selection: Local, international
    Location: Citywalk Sudirman, Jl. K. H. Mas Mansyur No. Kavling 121, Tanah Abang, Jakarta Pusat (first branch) 
    Marketplace: Tokopedia Common Grounds   
  • Roaster: 9Cups Coffee & Roastery Established: 2014
    Coffee selection: Local, international 
    Location: Jl. Taman S. Parman, Blok A4, Grogol Petamburan, Jakarta Barat 
    Marketplace: Tokopedia 9Cups Coffee & Roastery  
  • Roaster: Smoking Barrels Craft Coffee & Roastery Established: 2015
    Coffee selection: Local, international 
    Location: Jl. Cilandak Tengah Raya, No. 8, Cilandak, Jakarta Selatan (first branch)
    Marketplace: Tokopedia Smoking Barrels Craft Coffee  
  • Roaster: Rumah Sangrai Wisanggeni / Wisangkopi Established: 2016
    Coffee selection: Local
    Location: Wisangkopi, Jl. Panglima Polim V, No. 9, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (first branch)
    Marketplace: Tokopedia Rumah Sangrai Wisanggeni    
  • Roaster: Gordi   Established: 2016
    Coffee selection: Local, international
    Location: Jl. Jeruk Purut Dalam, No. 25, Cilandak, Jakarta Selatan
    Marketplace: Tokopedia Gordi ID

    Many of these roasteries have endured despite global economic challenges, including the 2020 pandemic. Some have remained small and specialized, while others have expanded their reach by opening multiple branches across Indonesia and even overseas.

    Today, coffee roasting businesses in Indonesia operate on various scales, from nano-roasters specializing in exotic, high-priced beans to large-scale roasters catering to different coffee grades. The industry's growth has led to national roasting competitions since 2022, and in 2023, Indonesia’s Taufan Mokoginta won the World Coffee Roasting Championship.

    With World of Coffee Asia 2025 just months away, Jakarta is set to host one of the world’s most prestigious coffee events. This marks Indonesia’s growing influence as both a top coffee producer and a strong specialty coffee consumer on the global stage.

💡 Did we miss any great specialty coffee roasters? Drop them in the comments below!

👉 Found this information useful or inspiring? Support the writer via Saweria!

Contact the writer through kopitala(@)gmail(.)com. 

Monday, February 10, 2025

World of Coffee Asia 2025: Perkembangan Specialty Coffee di Jakarta

Indonesia dan World of Coffee Asia 2025

Jakarta akan menjadi tuan rumah World of Coffee Asia pada Mei 2025. Keputusan ini semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai negara produsen sekaligus konsumen kopi yang berkembang pesat. Biasanya, ajang kopi global ini lebih sering diadakan di negara-negara dengan budaya konsumsi kopi yang kuat. Sebagai contoh, rangkaian World of Coffee 2024 sebelumnya diadakan di Chicago (Amerika Serikat), Busan (Korea Selatan), dan Copenhagen (Denmark).

    Dengan hadirnya World of Coffee Asia di Indonesia, pelaku industri kopi dari dalam dan luar negeri akan berkumpul, berbagi wawasan, serta membahas perkembangan industri kopi spesialti (specialty coffee) yang semakin diminati oleh masyarakat urban.


manual brew coffee
Sumber gambar: Envato

Perkembangan Specialty Coffee di Indonesia

Perjalanan kopi spesialti di Indonesia telah berkembang selama kurang lebih dari 15 tahun. Gelombang ini semakin terlihat sejak maraknya kedai kopi yang muncul sekitar tahun 2010-2011, yang merupakan dampak dari fenomena Third Wave Coffee. Pada era ini, konsumen tidak sekadar menikmati kopi di kafe, tetapi juga ingin mengetahui asal usul kopi, proses pengolahan, serta metode penyeduhan (Yandhrie Arvian, et. al., 2018).

    Istilah specialty coffee sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Erna Knutsen dalam tulisannya di Coffee & Tea Journal pada tahun 1974. Istilah ini merujuk pada biji kopi dengan kualitas rasa terbaik yang tumbuh di wilayah dengan iklim mikro khusus (Sarie Febriani, 2018).

    Di Indonesia, specialty coffee mulai berkembang setelah diperkenalkan melalui program Agribusiness Market and Support Activity (Amarta) Project yang didukung oleh USAID. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas komoditas agrikultur, termasuk kopi, dengan menerapkan standar tinggi dalam budidaya dan pengolahan.


roasted coffee
Sumber gambar: Envato

Standar Specialty Coffee Menurut SCA

Agar dapat disebut sebagai specialty coffee, biji kopi harus memenuhi berbagai standar ketat yang ditetapkan oleh Specialty Coffee Association (SCA). Berikut adalah beberapa kriteria utama yang harus dipenuhi:

  • Cupping score di atas 80 dalam penilaian yang dilakukan oleh Q-Grader bersertifikat.

  • Tidak ada cacat primer dalam 350 gram sampel biji kopi.

  • Cacat sekunder hanya diperbolehkan maksimal 3 poin.

  • Tidak boleh ada biji quaker (biji kopi yang belum matang sempurna).

  • Kadar kelembapan biji kopi harus antara 9-13 persen.

  • Ukuran biji kopi harus seragam untuk menjaga kualitas penyeduhan.

  • Memiliki citarasa khas yang sesuai dengan standar cupping test SCA.

Coffee roastery
Sumber gambar: Envato

Third Wave Coffee dan Lahirnya Specialty Coffee Roastery di Jakarta

Mira Yudhawati dalam wawancaranya di buku Kopi: Aroma, Rasa, Cerita (2018) menjelaskan bahwa tren Third Wave Coffee di Indonesia diperkenalkan oleh diaspora Indonesia yang pernah bekerja atau menempuh pendidikan di luar negeri. Salah satu negara yang lebih dulu mengembangkan specialty coffee adalah Australia, di mana budaya kopi sudah mengakar kuat.

    Sejak saat itu, industri kopi berkualitas tinggi di Indonesia semakin berkembang, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Kedai yang menyajikan kopi spesialti mulai bermunculan, diikuti dengan bertumbuhnya rumah sangrai kopi (coffee roastery) yang memasok biji kopi berkualitas untuk kafe maupun konsumen rumahan. Kini, mencari biji kopi spesialti menjadi semakin mudah dengan kehadiran marketplace daring, yang menawarkan beragam pilihan kopi dari komersial, premium, hingga specialty coffee hanya dalam sekali klik.

Daftar Specialty Coffee Roastery di Jabodetabek

Dengan berkembangnya Third Wave Coffee, banyak specialty coffee roastery yang lahir di Jakarta dan sekitarnya. Beberapa di antaranya bahkan sudah hadir sejak sebelum tren ini berkembang. Berikut daftar beberapa roastery yang lihai melihat peluang di Jabodetabek:

Caswell Coffee (Sejak 1999)

Caswell Coffee adalah salah satu pelopor specialty coffee roastery di Jakarta. Sejak tahun 1999, Caswell telah memasok biji kopi berkualitas tinggi ke hotel-hotel dan bisnis F&B premium. Pada tahun 2017, Caswell Coffee diakuisisi oleh Boncafe dari Singapura untuk memperluas jaringan pasarnya.

Roastery Lainnya di Jakarta Berdasarkan Tahun Berdiri

Selain Caswell Coffee, berikut beberapa roastery specialty coffee yang berdiri sejak era Third Wave Coffee di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan masih bertahan hingga saat ini:

  • Roastery yang awalnya membangun kafe, lalu berkembang sebagai rumah sangrai.

  • Roastery yang langsung berfokus pada produksi biji kopi untuk konsumen dan bisnis F&B.

  • Roastery yang juga menjual alat seduh dan kebutuhan horeka (hotel, restoran, kafe).

    Deretan rumah sangrai ini memainkan peran penting dalam ekosistem specialty coffee di Jakarta hingga skala nasional, baik dalam mendukung industri kedai kopi, home brewing, maupun ekspor kopi spesialti ke berbagai negara.

  • Nama roastery: Anomali Coffee Tahun berdiri: 2007
    Asal kopi: Lokal
    Alamat: Jl. Senopati No. 19, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (cabang pertama)
    Marketplace: Tokopedia Anomali Coffee
  • Nama roastery: Maharaja Coffee Roaster Tahun berdiri: 2008 (berdasarkan informasi dari wawancara di siniar Cikopi, namun beberapa sumber lain menyebutkan tahun yang berbeda)
    Pilihan kopi: Lokal 
    Alamat: Jl. Melawan,No.26, Sawah Besar, Jakarta Pusat 
    Marketplace: Tokopedia Maharaja Coffee 
  • Nama roastery: Philocoffee Tahun berdiri: 2010
    Pilihan kopi: Lokal, mancanegara
    Alamat: Jl. Raya Cirendeu. No. 20, Ciputat Timur, Tangerang Selatan 
    Marketplace: Tokopedia Philocoffee  
  • Nama roastery: Jakarta Coffee House  Tahun berdiri: 2011
    Pilihan kopi: Lokal
    Alamat: Jl.Cipete Raya, No. 28, Cilandak, Jakarta Selatan (cabang pertama)
    Marketplace: Tokopedia Jakarta Coffee House   
  • Nama roastery: Giyanti Coffee Roastery
    Tahun berdiri: 2012
    Pilihan kopi: Lokal
    Alamat: Jl. Surabaya, No. 20, Menteng, Jakarta Pusat 
    Marketplace: Tokopedia Giyanti Coffee  
  • Nama roastery: Rumah Kopi Ranin
    Tahun berdiri: 2012
    Pilihan kopi: Lokal
    Alamat: Jl. Alternatif IPB KM 6, Cikarawang, Dramaga, Bogor
    Marketplace: Tokopedia Rumah Kopi Ranin   
  • Nama roastery: Curious People Coffee
    Tahun berdiri: 2012
    Pilihan kopi: Lokal, mancanegara
    Alamat: Green Lake City, Rukan Sentra Niaga, Blok C No. 11, Cengkareng, Jakarta Barat 
    Marketplace: Tokopedia Curious People Coffee  
  • Nama roastery: Morph Coffee   Tahun berdiri: 2012
    Pilihan kopi: Lokal, mancanegara
    Alamat: (hanya toko daring)
    Marketplace: Tokopedia Morph Coffee
  • Nama roastery: Rosso’ Microroastery Tahun berdiri: 2013
    Pilihan kopi: Lokal
    Alamat: Pasar Modern BSD Sektor 1 Ruko R21, Jl. Letnan Sutopo, Serpong, Tangerang Selatan
    Marketplace: Tokopedia Rosso’ Micro Roastery  
  • Nama roastery: Tanamera Coffee Tahun berdiri: 2013
    Pilihan kopi: Lokal
    Alamat: Foodhall, Grand Indonesia, Jl. M. H. Thamrin, No. 1, Tanah Abang, Jakarta Pusat (gerai retail)
    Marketplace: Tokopedia Tanamera Coffee   
  • Nama roastery: Kopikina Tahun berdiri: 2013
    Pilihan kopi: Lokal
    Alamat: Jl. Tebet Timur Dalam Raya, No. 43, Tebet, Jakarta Selatan 
    Marketplace: Tokopedia Kopikina    
  • Nama roastery: Common Grounds Coffee Roaster Tahun berdiri: 2014
    Pilihan kopi: Lokal, mancanegara
    Alamat: Citywalk Sudirman, Jl. K. H. Mas Mansyur No. Kavling 121, Tanah Abang, Jakarta Pusat (cabang pertama) 
    Marketplace: Tokopedia Common Grounds   
  • Nama roastery: 9Cups Coffee & Roastery Tahun berdiri: 2014
    Pilihan kopi: Lokal, mancanegara 
    Alamat: Jl. Taman S. Parman, Blok A4, Grogol Petamburan, Jakarta Barat 
    Marketplace: Tokopedia 9Cups Coffee & Roastery  
  • Nama roastery: Smoking Barrels Craft Coffee & Roastery Tahun berdiri: 2015
    Pilihan kopi: Lokal, mancanegara 
    Alamat: Jl. Cilandak Tengah Raya, No. 8, Cilandak, Jakarta Selatan (cabang pertama)
    Marketplace: Tokopedia Smoking Barrels Craft Coffee  
  • Nama roastery: Rumah Sangrai Wisanggeni / Wisangkopi Tahun berdiri: 2016
    Pilihan kopi: Lokal
    Alamat: Wisangkopi, Jl. Panglima Polim V, No. 9, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (cabang pertama)
    Marketplace: Tokopedia Rumah Sangrai Wisanggeni    
  • Nama roastery: Gordi   Tahun berdiri: 2016
    Pilihan kopi: Lokal, mancanegara
    Alamat: Jl. Jeruk Purut Dalam, No. 25, Cilandak, Jakarta Selatan
    Marketplace: Tokopedia Gordi ID

    Barisan roastery ini adalah usaha yang masih kokoh berdiri, meski terkena krisis global akibat pandemi 2020 lalu. Ada yang fokus dengan satu toko dan ada juga yang melebarkan sayap dengan membuka cabang di berbagai kota di Indonesia, bahkan di luar negeri. 


    Kini, rumah sangrai telah menjamur dengan berbagai kota di Indonesia dengan beragam skala, dari nano sampai makro, dari menyangrai kopi eksotis dengan harga fantastis hingga menggongseng kopi dengan beragam grade. Perkembangan tersebut mendorong adanya kompetisi sangrai kopi tingkat nasional yang diadakan sejak 2022 dan melahirkan juara pertama sangrai tingkat dunia di tahun berikutnya, 2023, yang diwakili oleh Taufan Mokoginta. 


    Dalam hitungan bulan ke depan, Jakarta akan menjadi tuan rumah hajatan kopi dunia, World of Coffee Event 2025. Ajang ini mengukuhkan posisi Indonesia sebagai negara produsen dan konsumen yang patut diapresiasi di tingkat global. 


Oh iya, jika ada usaha sangrai kopi spesialti yang terlewat, dapat tambahkan di kolom komentar, ya!


Merasa mendapat informasi atau terinspirasi? Dukung penulis agar lebih produktif menerbitkan artikel: Support via Saweria

Sumber:
Arvian, Yandhrie et. al. 2018. Kopi: Aroma, Rasa, Cerita. Jakarta: Tempo Publishing
Febriani, Sarie. 28 Januari 2018. Kopi Spesialti, Mandailing, dan Perempuan Legendaris. Harian Kompas (kompas.id). Diakses 7 Februari 2024.