Pages

Festival Kopi Nusantara: Etalase Keberagaman Kopi Lokal


Festival Kopi Nusantara "Cerita Negeri Kopi"
Keberagaman kopi tanah air memiliki daya pikat yang kuat. Seolah tak habis-habis cerita tentang minuman berkafein ini. Baik dari hulu hingga ke hilir, semua punya sisi menarik untuk ditelusuri. Harian Kompas bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) menelusuri lebih jauh mengenai kekayaan sekaligus polemik industri kopi di negeri ini.

Harian Kompas menerbitkan seri liputan jurnalistik bertajuk Jelajah Kopi Nusantara sepanjang Maret hingga Juni 2018. Puncak dari perjalanan tersebut dituangkan dalam Festival Kopi Nusantara “Cerita Negeri Kopi” yang berlangsung 19-22 Juli 2018 di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat.

Nun jauh dari Papua
Menghadirkan kopi dari Aceh sampai Papua, dengan berbagai jenis seperti arabika, robusta, dan liberika. Tersedia biji kopi yang masih mentah atau green beans, telah disangrai (roasted beans), dan kopi bubuk dengan harga dan ukuran yang bervariasi. Terdapat juga mesin sangrai kopi yang menguarkan aroma kopi yang menyegarkan. Berbagai peralatan seduh dari mesin sampai manual tersebar di booth untuk memuaskan rasa penasaran pengunjung terhadap berbagai cita rasa kopi.

Tanah yang Diberkati Tuhan
Ragam informasi dapat digali di acara ini seperti booth Sumba Barat Daya dan Jambi yang hanya menyediakan kopi robusta. Hal ini dikarenakan kawasan dataran rendah sehingga sulit untuk tumbuh kopi arabika. Sementara itu, terdapat kopi arabika dengan varietas yang jarang ditemui seperti Juria, Margogype, dan Yellow cattura yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Codot Coffee
Jika Anda berminat dengan kopi yang diproses oleh hewan seperti kopi luwak, di acara ini terdapat kopi codot. Codot atau Megachiroptera memakan daging buah kopi robusta yang matang. Sementara, biji kopinya mereka buang langsung lewat mulut sehingga tidak melalui proses pencernaan terlebih dahulu seperti luwak. Sarang codot liar menjadi lahan panen bagi pengolah kopi di lereng Gunung Tanggamus, Jambi. Biji kopi pilihan codot yang terhimpun kemudian diproses Kelompok Wanita Tani Hutan (KWT HUT) menjadi kopi bubuk dalam kemasan.

Suasana
Acara ini mengajak pengunjung mengenal lebih jauh komoditas unggulan dalam negeri ini melalui pameran foto, booth petani, bazaar kopi dan alat, diskusi, kelas roasting series, kompetisi manual brewing dan cup taster, dan hiburan musik. Diskusi diisi oleh jurnalis, pejabat pemerintahan, perbankan, dan pelaku industri bertema seperti 1) “Sejuta Keunggulan & Tantangan Kopi Nusantara” dengan pembicara Tim Jelajah Kopi Nusantara, Suprajarto (Direktur Utama BRI), Ir. Bambang M. (Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian), Gati Wibawaningsih (Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian), dan Lin Che Wei (Staff Khusus Kementerian Koordinator bidang Perekonomian). 2) “Mengelola Kekayaan Kopi Nusantara” dengan pembicara perwakilan Dewan Kopi Indonesia, Teguh Wahyudi (Direktur Penelitian ICCI), Amin Said Husni (Bupati Bondowoso), dan Drs. Shabela Abubakar (Bupati Aceh Tengah). 3) “Teknologi dalam Industri Kopi” dengan pembicara Adi Haryono (Direktur  PT Santos Jaya Abadi/Kapal Api Group), Johny  Rahadi (Founder “Uncle John” Roasting Machine), Ryo Limijaya(Anomali Coffee).

Hingar bingar festival telah berlalu. Menyisakan omset penjualan yang naik, pengunjung yang puas, dan wawasan akan kopi nusantara yang semakin meluas. Semoga memberikan harapan baru lewat diskusi-diskusi yang niscaya melahirkan solusi-solusi nyata bagi perkembangan kopi di negeri ini.
Anda datang ke festival ini? Share pengalamannya ya di kolom komentar! 

No comments:

Post a Comment